Koran Tempo tidak terlalu berbeda jauh dengan kebanyakan koran lainnya di Indonesia. Perbedannya terletak pada akar dari Koran Tempo itu sendiri. Koran Tempo adalah surat kabar nasional yang bernaung dibawah PT Tempo Inti Media Harian. Koran Tempo adalah hasil dari perkembangan yang dilakukan oleh Majalah Tempo. Hal inilah yang memuat Koran Tempo sedikit berbeda dengan surat kabar lainnya di Indonesia.
Sebagai sebuah majalah mingguan, Majalah Tempo merasa perlu untuk menerbitkan sebuah media yang mengulas tentang isu-isu harian yang tengah terjadi di masyarakat. Majalah Tempo pun akhirnya meluncurkan Koran Tempo sebagai perwakilannya di masyarakat yang dapat dinikmati setiap harinya.
Majalah Tempo adalah majalah pertama dan satu-satunya majalah di Indonesia yang saat itu tidak memiliki afiliasi atau ikatan pertalian dengan pihak Pemerintah. Majalah Tempo berdiri swadaya, tanpa ada pengaruh atau campur tangan dari pihak Pemerintah. Hal itulah yang secara tidak langsung membuat pemberitaan yang disajikan Majalah Tempo berbeda dengan pemberitaan yang disuguhkan majalah lain.
Pemberitaan Majalah Tempo menjadi sangat objektif. Tidak membenarkan apa yang salah, sekaligus tidak mengesampingkan fakta yang terdapat disetiap pemberitaannya. Inilah yang akhirnya membuat Majalah Tempo pernah dilarang edar pada tahun 1982 dan 1994. Pelarangan tersebut sama sekali tidak memiliki alasan yang jelas.
Sebagai "anak" dari Majalah Tempo, Koran Tempo juga memiliki "nada bicara" yang hampir sama disetiap pemberitaannya. Meskipun demikian, berita yang disajikan oleh Koran Tempo memang cenderung lebih ringan. Pemberitaan tidak dilakukan secara mendetail seperti yang dilakukan oleh Majalah Tempo.
Majalah Tempo seolah menyadari bahwa Koran Tempo diciptakan untuk menjaga keeksistensian dirinya dikalangan masyarakat tanpa difokuskan untuk lebih menyainginya dari segi pemberitaan dan lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar